Beranda | Artikel
Sunnah-Sunnah Shalat
Rabu, 15 Mei 2019

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Sunnah-Sunnah Shalat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 16 Sya’ban 1440 H / 22 April 2019 M.

Download kajian sebelumnya: Penjelasan Bacaan Tahiyat Awal dan Akhir

Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.

Kajian Ilmiah Tentang Sunnah-Sunnah Shalat

Transkrip menit 0:00-18:39 ada pada kajian Ceramah Singkat Tentang Sholat: Penjelasan Bacaan Tahiyat Awal dan Akhir.

Pelajaran ke-10, sunnah-sunnah shalat. Sunnah-sunnah shalat diantaranya adalah;

  1. membaca do’a istiftah atau do’a iftitah,
  2. meletakkan telapak tangan sebelah kanan di atas telapak tangan sebelah kiri di atas dada ketika berdiri sebelum ruku’ dan setelahnya,
  3. mengangkat kedua tangan dengan merapatkan jari-jari sampai sejajar dengan bahu dan dua telinga ketika bertakbir, ketika ruku’, ketika bangkit dari ruku’ dan ketika bangkit dari tasyahud,
  4. membaca lebih dari satu kali tasbih ruku’ dan sujud,
  5. membaca rabbanaa wa lakal hamdu ketika bangkit dari ruku’ dan membaca lebih dari 1 kali ucapan robbighfirli ketika duduk diantara dua sujud,
  6. meluruskan antara kepala dan punggung ketika ruku’,
  7. menjauhkan dua tangan dari 2 pinggang juga menjauhkan perut dari 2 paha dan 2 paha dari 2 lutut ketika sujud,
  8. mengangkat dua lengan dari tangan ketika sujud,
  9. duduk iftirash ketika duduk diantara dua sujud juga ketika tasyahud awal, duduk tawaruk ketika tasyahud akhir,
  10. ketika shalat empat rakaat dan 3 rakaat yaitu duduk di atas paha yang sebelah atas dan menjadikan kaki yang kiri di bawah kaki yang kanan dan menegakkan kaki yang kanan (duduk tawaruk),
  11. menunjuk dengan jari telunjuk ketika tasyahud awal dan tasyahud yang kedua ketika mulai duduk untuk tasyahud dan menggerak-gerakkannya ketika berdo’a,
  12. bershalawat dan mendo’akan keberkahan untuk Nabi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana shalawat dan keberkahan untuk Nabi Ibrahim dan keluarga Ibrahim ditasyahud yang pertama,
  13. berdo’a ketika tasyahud akhir,
  14. membesarkan suara atau menjaharkan suara ketika shalat fajar, shalat jumat, shalat ‘Idul Fitri dan Idul Adha, ketika shalat istisqa’, dua rakaat pertama dari shalat maghrib dan shalat ‘isya,
  15. mensirrkan atau mengecilkan suara bacaan ketika shalat dzuhur dan shalat ashar juga rakaat ketiga dari shalat maghrib dan 2 rakaat terakhir dari shalat ‘isya,
  16. membaca surat selain surat Al-Fatihah dari Al-Qur’an, juga memperhatikan sunnah-sunnah yang lain selain apa yang telah kita sebutkan yang di antaranya adalah do’a selain rabbanaa wa lakal hamdu ketika bangkit dari ruku’ baik untuk imam untuk makmum dan untuk orang yang shalat sendirian karena hal tersebut disunnahkan,
  17. meletakkan 2 tangan di lutut ketika ruku’ dengan membentangkan jari-jari ketika ruku’

Ketika penulis kitab ini Rahimahullah Syaikh bin Baz menyelesaikan pembicaraan tentang rukun-rukun, wajib-wajib yang berkaitan dengan shalat, beliau menyebutkan pelajaran ini untuk menjelaskan sunnah-sunnah yang berkaitan dengan shalat. Yang mana sunnah-sunnah ini bukan termasuk rukun dan bukan termasuk wajib.

Ini mengingatkan kepada kita untuk pentingnya memperhatikan sunnah-sunnah ini dan seseorang dituntut untuk bersemangat untuk melakukannya dan tidak mengatakan bahwasanya ini sekedar sunnah dengan menganggap remeh hal tersebut. Akan tetapi dituntut bagi seorang Muslim untuk memperhatikan hal ini dan jangan sampai dia termasuk orang yang meninggalkan sunnah ini karena dia tidak senang dengan sunnah-sunnah tersebut. Karena barangsiapa yang meninggalkan sesuatu sunnah karena ia benci dengan sunnah tersebut maka ditakutkan dia termasuk orang yang mendapat ancaman dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sabdanya:

مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“barangsiapa yang benci kepada sunnahku maka bukan termasuk golonganku.” (HR. Bukhari Muslim)

Akan tetapi jika seseorang meninggalkan sunnah-sunnah ini bukan karena dia benci akan tetapi sekedar karena ia tidak bersemangat karena capek, maka dia tidak akan mendapatkan dosa akan tetapi dia ketinggalan pahala yang didapatkan bagi orang melakukan sunnah-sunnah tersebut.

Sunnah-sunnah ini mempunyai kedudukan yang sangat besar. Karena sunnah-sunnah ia akan menyempurnakan shalat seorang hamba dan dia akan mendapatkan pahala yang besar jika ia melakukan sunnah-sunnah tersebut. Seseorang ketika memperhatikan dan melakukan sunnah-sunnah yang datang dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka tentu dia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sunnah-sunnah yang akan disebutkan ini terbagi menjadi dua bagian:

Pertama, sunnah-sunnah qauliyah (ucapan), seperti do’a istiftah, membaca subhana rabbiyal ‘adzim ketika ruku’ lebih dari satu kali, membaca do’a lain selain rabbana walakal hamdu ketika bangkit dari ruku’, juga membaca subhana rabbiyal a’la lebih dari satu kali ketika sujud, membaca do’a lain selain rabbighfirli ketika duduk diantara dua sujud.

Kedua, ada sunnah-sunnah fi’liyah (perbuatan), bukan bacaan tapi gerakan. Seperti mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika ingin ruku’, ketika bangkit dari ruku’, ketika berdiri untuk rakaat ketiga, juga seperti yang disebutkan ketika seseorang sedang ruku’ seseorang meluruskan kepalanya dengan pundaknya (tidak mengangkatnya dan tidak menurunkannya), juga sunnah-sunnah lain yang berkaitan dengan sudut seperti menggerakkan jari ketika tasyahud, juga sunnah-sunnah lainnya yang akan disebutkan nanti.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Sunnah-Sunnah Shalat


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47132-sunnah-sunnah-shalat/